FF "BELIEVE" || Part 1-6

Mini FF : BELIEVE
Author : Nay (admin ~NaKyu) on Big Family of KRY Indonesia
Cast : temukan sendiri -___-
HAPPY READING ^^
Sepeda butut dengan lonceng tua di dekat stang dibunyikan. Tandanya Kyuhyun sudah memulai pekerjaannya untuk mengantarkan koran. Ia melempar lembaran itu teliti dari rumah ke rumah. Tiba-tiba pandangannya terhenti pada seorang yeoja yang tengah berdiri di pinggir jalan. Entah sedang menunggu apa, ojek? Mungkin.
Kyuhyun pun menghampirinya.
"Apa kau mau ke sekolah?" tanya Kyuhyun ragu.
"Ne, apa kau mau mengantarku?" tanya yeoja itu. Di bed nama pada seragamnya tertulis 박 인언 (Park In Yeon).
"Jika kau mau, aku bersedia membermu tumpangan dengan sepeda bututku untuk menghemat waktu ke halte." jawab Kyuhyun enteng.
"Arraseo, cepat antarkan aku!" In Yeon kemudian menaiki boncengan di saddle belakang sepeda Kyuhyun. Seragam dengan rok pendeknya membuatnya harus duduk dengan posisi menghadap satu arah. Tangan kanannya.memegangi kaos yang dikenakan Kyuhyun. Ia membenarkan letak kacamata.minusnya dan juga kucir rambutnya. Bando berwarna oranye juga dikenakan di kepala mungilnya.
Kyuhyun segera mengayuh sepeda bututnya menuju halte yang kira-kira jarak dari rumahnya 2 km. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah satu teman SMA In Yeon.
"In Yeon-ah! Hati-hatilah!" seru teman In Yeon dari teras rumahnya.
"Tentu!" balas In Yeon yang juga sedikit berteriak.
"Oh, siapa dia? Kenapa kau tidak diantar supirmu saja?"
"Dia Kyuhyun, teman dekatku! Aku ingin mencoba berangkat sendiri."
"Baiklah."
"Aku duluan ya!"
Kyuhyun kembali mengayuh sepedanya. Ia kemudian menarik tangan In Yeon agar semakin erat pegangannya.
"Hei! Apa yang kau lakukan" decak In Yeon mencoba melepaskan tangannya dari tangan Kyuhyun.
"Aku hanya ingin kau berpegangan erat padaku. Terlihat romantis bukan?" balas Kyuhyun lalu terkekeh.
In Yeon hanya bisa menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah di pipinya.
Mereka pun sampai di halte bus.
"Gomawo Kyu. Pulanglah, kau pasti juga harus bekerja." kata In Yeon sambil tersenyum.
"Aku tidak akan pulang sebelum kau mendapatkan bus mu."
"Ah sudahlah, aku akan selamat sampai sekolah, sungguh."
"Baiklah, ini karena kau memaksa, aku pergi. Hati-hatilah" balas Kyuhyun yang langsung mengarahkan sepedanya menuju cafe tempatnya bekerja.
- xxx -
"Aku ingin beli buku ini~ ayolah kumohon, hanya ini saja!" rengek Donghae sambil menunjukkan sebuah novel terjemahan dari Australia.
"Belilah sendiri, jika harganya semahal itu aku tak mungkin membelikanmu." jawab Eunhyuk jutek. Ia sedang konsentrasi memilih sebuah wadah VCD berwarna hitam yang disukainya.
"Baik, aku akan membayarnya sendiri. Kau pilih saja wadah VCD itu."
Donghae kemudian berjalan menuju kasir. Matanya tidak fokus pada langkahnya. Itu membuatnya menabrak seseorang.
"Mianhae noona." lirih Donghae.
Yeoja yang jatuh tertabrak Donghae tadi hanya terduduk diam. Ia menangis. VCD film milik toko buku ini patah. Ia segera pergi meninggalkan Donghae yang berdiri terpaku.
Yeoja itu masuk ke sebuah ruangan. Ruangan pegawai. Sesaat kemudian Donghae mendengar sebuah bentakkan dari pria -pemilik toko. Sepertinya yeoja yang tadi adalah office girl di toko ini telah dipecat. Yeoja itu kemudian keluar dari ruangan tersebut dengan lemas. Donghae yang melihatnya hanya tertunduk dan berjalan lemas keluar toko. Ia merasa bersalah.
- xxx -
Kyuhyun sekarang berada di.tengah tengah taman air mancur[?]. Ia mencoba membaca koran koran yang dibawanya. Sambil menunggu jamnya untuk bekerja di cafe. Sepeda bututnya tidak lupa ia bawa.
Tiba-tiba ada yeoja yang menghampirinya.
"Kau berjualan koran?"
"Tentu. Wae?"
"Boleh aku membelinya satu?"
"Silahkan" Kyuhyun memberikan seikat koran yang ada di keranjang depannya.
"Terimakasih, ini." ucap yeoja itu sambil menyerahkan beberapa koin uang.
"...."
"Kenapa kau berjualan koran? Seharusnya namja muda sepertimu sekolah pagi ini." yeoja itu memulai pembicaraan.
Kyuhyun menghela nafas kemudian tersenyum.
"Aku tidak punya uang banyak untuk biaya sekolahku."
"Apa? Jadi kau putus sekolah?"
"Ya. Aku hanya tamat hingga SMP. Dan sekarang aku bekerja sebagai loper koran dan pelayan cafe. Ya setidaknya gaji kecil dan sedikit yang kudapat cukup untuk membiayai makanku sehari-hari.
"Mau kubantu?"
"Bantu apa?"
"Kau harus sekolah. Datanglah ke rumahku di dekat traffic light sebelah taman ini. Rumahku bercat merah muda."
"Wae?"
"Oh maaf aku harus pulang dulu."
"Hei tunggu!"
Yeoja itu meninggalkan taman air mancur sembari memegangi koran yang tadi ia beli pada Kyuhyun.
"Siapa dia?" gumam Kyuhyun penasaran.
- xxx -
"Oh sial. Temani aku ke cafe sekarang. Ponselku tertinggal disana!" seru Donghae sambil menarik Eunhyuk masuk ke mobilnya.
Ia kemudian menjalankan mobilnya membelah jalanan kota Seoul menuju cafe yang tadi dikunjunginya. Di cafe itu Kyuhyun juga bekerja.
Ting!
Bunyi bel yang dipasang di atas pintu cafe berbunyi. Tanda ada pelanggan masuk.
"Maaf tuan..."
"...."
"Kau..."
- xxx -
Donghae segera menarik tangan yeoja -pelayan/ penerima tamu- cafe tadi keluar. Ia membawanya ke lapangan belakang cafe itu.
"Noona, aku mohon, maafkan aku. Waktu itu aku tidak sengaja, sungguh.." kata Donghae memohon.
"...."
"Aku tak bermaksud membuatmu dipecat." lanjutnya.
"Aniya. Itu sudah terjadi tuan. Lupakanlah." balas yeoja itu sambil tersenyum. Senyum tulus nan mans dari seorang yeoja.
"Jinjja? Apa kau memaafkanku?" tanya Donghae yang hanya dibalas dengan anggukan dari yeoja itu.
"Jadi.. apa aku boleh tahu namamu?"
"Hwang Eunseo imnida."
"Nama yang bagus, aku Donghae, senang berkenalan denganmu noona." ucap Donghae sambil membungkukkan badannya.
Hening.
"Jadi, setelah dipecat kau bekerja disini?" tanya Donghae.
"Ne, untunglah manajer cafe mau menerimaku sebagai tukang bersih-bersih, walaupun cafe ini sesungguhnya tidak membutuhkan pegawai baru.." jawab Eunseo. Ia kembali tersenyum.
"Lalu, rumahmu dimana?"
"Kau ingin mengetahuinya?" tanya Eunseo meyakinkan.
Donghae mengangguk mantap.
"Kau akan tahu saat aku mengajakmu ke rumahku"
"Kapan kau akan mengajakku ke sana?"
"Terserah kau, haha." Eunseo terkekeh.
"Kau ini, senang sekali tertawa.." sindir Donghae.
"Ne? Tertawa itu membuat kita awet muda, Donghae-ya.." Eunseo kembali tertawa.
Donghae hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Ah mianhae, sepertinya aku sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaanku di cafe. Permisi Hae-ah." ucapnya sambil membungkukkan badan.
"Tunggu. Aku akan menemuimu lagi besok."
"Semoga.. aku pergi dulu~"
Eunseo pun pergi kembali ke cafe. Donghae melupakan tujuannya yang semula ingin mengambil ponselnya malah menemui Eunseo.
Ekspresinya datar. Membingungkan.
"Apa dia bilang? Semoga?"
- xxx -
Kembali seperti biasa. Malam ini In Yeon menunggu Kyuhyun selesai pulang dari pekerjaan di cafenya. Ia masih berdandan layaknya anak culun. Rambut dikepang dua, bando ungu, dan juga tak ketinggalan kacamata minus miliknya. Tubuhnya dililit dengan jaket putih berbulu tebal.
2 jam In Yeon menunggu. Kemana Kyuhyun? Angin malam sungguh dingin.Namun itu tak mematahkan semangat In Yeon untuk tetap duduk dan menunggu Kyuhyun datang. Ia memainkan batu-batu kerikil di bawah tempat duduknya.
4 jam In Yeon menunggu. Sejak pukul 7 malam tadi ia bahkan tak merasa kedinginan.
Tiba-tiba terdengar suara lonceng sepeda. Tak asing tak salah itu adalah suara bel sepeda.butut milik Kyuhyun. Ia sudah pulang.
"In Yeon-ah.." desis Kyuhyun. Ia kaget.
"In Yeon-ah? Apa kau baik baik saja?" tanya Kyuhyun.meyakinkan.
"Maafkan aku.. aku lupa jika.ada janji makan malam denganmu, mianhae.."
"In Yeon-ah?"
In Yeon terdiam. Wajahnya membiru dan sangat pucat. Tubuhnya kaku. Ia kedinginan.
4 jam di menunggu Kyuhyun pulang di malam hari. Mungkin ia akan terkena flu.
"Mianhae.." hanya itu kata- kata yang bisa terucap dari bibir Kyuhyun. Ia kemudian memeluk In Yeon.
Tiba-tiba tangan In Yeon bergerak. Mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya.
"Ini untukmu.." ucap In Yeon lemah. Ia mengeluarkan sekotak daging sapi asap dari dalam jaketnya. Daging sapi asap yang memang dibuat spesial untuk Kyuhyun.
"A-apa? Jadi kau belum makan?"
"Tentu saja belum.. aku menunggumu untuk makan bersama.. makanlah dulu.."
"Tapi..."
"Dagingnya sudah dingin ya? Mianhae.. aku tak bisa menjaganya tetap hangat."
Kyuhyun segera menggendong In Yeon di punggungnya. Meninggalkan sepeda bututnya.
"Tak apa In Yeon. Seharusnya aku yang minta maaf. Baiklah, aku akan mengantarmu pulang. Ini sudah larut malam. Maafkan aku karena tak menepati janji makan malam denganmu, ini karena manager cafe memintaku lembur.."
"..."
"In Yeon-ah?"
"..."
"Dia sudah tidur, manis sekali." ucap Kyuhyun yang tadi telah melirik wajah In Yeon yang terkulai di pundak kirinya.
- xxx -
Kring kring!
Bel sepeda butut milik Kyuhyun kembali berbunyi. Ia sudah berkeliling mengantarkan koran-korannya.
In Yeon yang sudah memakai seragam dan dandanan culun seperti biasa sudah menunggu di depan rumahnya.
"Apa aku lama?" tanya Kyuhyun.
"Ya! Aku sudah bersiap-siap sangat pagi! Semenit saja aku.terlambat maka aku tak akan bisa menumpang sepeda bututmu ke halte." sindir In Yeon.
"Kajja!
- xxx -
Pagi ini Donghae memilih untuk jalan santai daripada kebosanan di rumah.
Ia mengenakan kaos berwarna biru dan celana training warna putih. Lelah berlari.pagi, ia segera melangkahkan kaki menuju cafe tempat Eunseo bekerja.
Sejak ia mengenal Eunseo ia selalu datang ke cafe ini hampir tiap harinya. Demi bertemu pujaan hatinya yang pertama kali melihat langsung jatuh cinta.
"Selamat pagi tuan~" sapa salah satu pelayan cafe pada Donghae.
"Pagi.. Dimana Eunseo?" sahut Donghae.
"Entahlah.. hari ini mungkin tidak datang, biasanya dialah yang paling pertama datang bekerja. Tapi tadi dia menelponku, katanya sakit.."
"Sakit?"
- xxx -
Kyuhyun masih menyimpan rasa penasaran. Kakinya mengayuh sepeda bututnya ke sebuah tempat. Sebuah rumah dimana seorang yeoja misterius memintanya untuk kesana.
Setelah melewati traffic light, ia langsung berdecak kagum.
Rumah bercat merah muda yang diyakininya adalah rumah dari yeoja itu sangat mewah dan luas. Membuatnya sedikit merasa bangga karena bisa menginjakkan kaki di rumah megah.
TO BE CONTINUED ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar