Selasa, 19 Juni 2012

“No Boy No Cry” / Problem? 해화 (Chapter 2)




“No Boy No Cry” / Problem? 해화 (Chapter 2)




Author                  : Nasy’ah Mujtahidah Madani
ID                            : ~NaKyu
Facebook            : Nasy’ah Mujtahidah Madani
                                  Nay Otaku Gekikara
Twitter                                 : @KYUHYUNASYAH
Blog                       : http://nmmadani.blogspot.com


Main Cast :
1. Admin ~NaKyu a.k.a Park In Yeon
2. Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun
3. Donghae Super Junior a.k.a Lee Donghae

Sub Cast :
1. Azhari Hasna Lathifah a.k.a Park Chan Ah
2. Afifah Nur Indah a.k.a Shin Rin Mi
3. Nanda Wulan Cakti a.k.a Kim Hwa Young
4. Muthiaaya Noor Shafa a.k.a Shin Soo Yoong
5. Sulli f(x) a.k.a Yoo Young Rin
6. Leeteuk Super Junior a.k.a Park Jung Soo
7. Eunhyuk Super Junior a.k.a Lee Hyuk Jae
8. Sungmin Super Junior a.k.a Lee Sung Min
9. Heechul Super Junior a.k.a Kim Hee Chul
10. L Infinite a.k.a Yoo Young Jin

Genre   : Romance, hurt, angst
Rating   : PG-13
Length : Chaptered
Credit Pict : -masih lestari edited-

Song Theme :
STANCE PUNKS – No Boy No Cry

Recommended Songs :
Akibahara 48 (AKB48) – Baby! Baby! Baby!
Kishimoto Hayami – Meikyuu
Super Junior - Way
Super Junior – Walkin’
Super Junior – Y
Super Junior K.R.Y. – Let’s Not

Disclaimer : CHO KYU HYUN IS MINE !!! *no protes* XD
       Aniyo~ Super Junior is ELF’s, but Kyu and this FF is Author’s :P




Notes :
You know what?! Ini hanya FF percobaan, jadi kalau jelek dan alurnya masih gak jelas ya maklumi sajalah.. Lagian saya juga baru jadi author pemula, kekekekkeee~ WARNING! Typo dimana-mana!!!!!!!!!! Sudahlah, daripada basa-basi mending langsung aja ya, happy reading, check this out ^^

LINK FF



* QUOTES *

“Apa itu membuatmu terganggu? Akan kumusnahkan apapun, termasuk diriku sendiri.” –Park In Yeon.

“Jika dunia berakhir, aku akan mempertahankan itu. Mungkin kisah asmara semut tak akan ikut terbunuh.” –Cho Kyuhyun.



NO BOY NO CRY [second chapter]



- xxxxx –




^ Lee Hyuk Jae PoV ^


 “Ani, eonni-ku datang menemani. Dia kenalanku pertama kali di kampus, hahaha.” ia terkekeh. Aku hanya membalasnya dengan senyum.

“Kenalan? Siapa? Di mana yeoja itu?”

“Di sana Oppa, sedang duduk memainkan handphone-nya.” jawab Young Rin sambil mengarahkan telunjuk kanannya ke suatu tempat. Sontak kuputar arah pandangku mengikuti tangan Young Rin.

“Tunggu dulu.. Apa aku mengenalnya?”

“Ne? Tentu. Dia teman sekelasmu. Rin Mi Eonni, Shin Rin Mi. Waeyo Oppa?”

“Ani.. Hanya saja aku heran di bisa akrab denganmu, kau tahu? Di kelas ia begitu pendiam, haahahaa..” ledekku.

“Jinjja? Ah aku baru tahu..”

“Sudahlah, ayo kita pemanasan.” kataku. Young Rin mengangguk dan kemudian mulai berhitung untuk waktu tertentu sambil menggerakkan salah satu anggota tubuhnya.


^ Lee Hyuk Jae PoV End ^


- xxxxx –


^ Park In Yeon PoV ^


“Ya! Kau mau menantangku?” hentak Hwa Young.

“Andwae! Aku hanya ingin mengikuti kata hatiku! Aku harus ikut Chorus Club itu! Kau tak berhak melarangku!” bentakku tak kalah keras.

“Kau ingin jadi sepertiku? Baiklah kalau memang itu maumu!”

“Kenapa kau melarangku?! Huh!”

“Kau akan dipermalukan olehnya! Dia bisa melakukan itu kapan saja. Asal kau tahu In Yeon-ah, Donghae itu tak sebaik yang kau kira, dia laki-laki brengsek!”

“Wae? Kenapa kau bisa mengatakannya seperti itu, ha?!”

“Terima saja jika dia sudah berulah padamu! Aku lebih tahu dia ketimbang kau!”

“Aku percaya jika kau mengambil sekolah SMA Akselerasi yang hanya 2 tahun dan lebih dulu masuk di Gyeongji dan menjadi seniorku. Tapi apa kau harus melarang cita-citaku ini Hwa Young-ah?!”

“….”

“Aku tahu kau mengenal siapa itu Donghae, tapi berilah aku waktu untuk sedikit mengetahuinya. Lagipula kan aku juga tak terlalu akrab dengan Donghae!”

“Tapi_”

“Ya! Walaupun kau tak sekelas dengan Donghae, tapi itu tak mencegahmu untuk selalu berpapasan dengannya, bukan? Aku tahu kehidupanmu Hwa Young-sshi!”

“Jangan panggil aku seperti itu !”

Baka!”

“Kau sudah berani melawanku, hah?!!”

“Memangnya kau siapaku?!”

“….”

“Arraseo! Itu terserah dirimu, jika memang kau ingin melanjutkan keinginan gilamu itu aku berharap kau akan berkaca dan melihat dulu siapa dirimu. Datanglah padaku untuk mengatakan bahwa kau berubah pikiran!”

“Tidak akan!!!!!!!” bentakku sekeras mungkin.

‘BRAKK!’


- xxxxx –


                Kupegangi bantalku. Sesekali mataku melirik ke arah jam yang tergolek di mejaku. Sudah berapa lama aku duduk di sini? Aku harus makan. Tidak, aku tak bisa. Acara mogok makanku tak boleh gagal. Aku harus menentang perintah Hwa Young. Dia gila! Apa aku harus menuruti kata-katanya? Aku hanya ingin ikut menjadi anggota Gyeongji Chorus Club, tak lebih!


                Mungkin perkataannya tadi ada benarnya. Aku belum mengerti lebih dalam tentang Lee Donghae. Tapi apa dia punya masalah dengannya? Aku hanya mengetahui bahwa dulu Hwa Young memang ada hubungan khusus dengan Donghae. Tapi sekarang? Entahlah. Tiap hari aku tak melihat Donghae dan Hwa Young bermesraan lagi. Dunia ini memang aneh!


- xxxxx -

Lee Sung Min PoV ^

- xxxxx –


“Apa kau menunggu seseorang?” tanya seorang namja yang tengah menyapaku, Hyukjae.

“Ya! Aku lelah duduk di sini. Menunggumu selesai bermain dengan air kolam yang penuh manusia itu!” pekikku.

“Mianhae, hyeong. Aku hanya menjalani kewajibanku sebagai calon atlit renang.” jawabnya sambil melipat tangannya di dada. Sombong sekali !

“Cih~ Baru diterima jadi anggota club renang saja sudah sombong, bagaimana jika kau gagal menjadi atlit?” sindirku memanas-manasi.

“Canda hyeong.. Kajja pulang!” serunya lalu menarik lenganku.

“Kau gila? Pulang hanya dengan memakai pakai renang?” timpal seorang yeoja dari belakang tubuh Hyukjae. Dia Rin Mi.

“Ya! Berani sekali kau, Oppa!” sahut yeoja di sampingnya–Young Rin.

“Andwae! Aku hanya ingin Sungmin hyeong menemaniku ganti pakaian. Kalian ini aneh-aneh saja.” sanggah Hyukjae.

“Mianhae, Hyukjae memang pelupa. Ayo ganti pakaianmu, aku sudah lapar. Cepat ganti baju, pulang, lalu makan!” selirku. Aku bisa mati kelaparan karena duduk menunggunya selesai berenang selama 5 jam.

“Hei, kenapa kau jadi sedingin itu padaku? Apa kau sakit?” kata Hyukjae sambil memegang keningku.

“Ah Oppa, aku dan Rin Mi Eonni duluan ya, annyeong~” seru Young Rin sambil melambaikan tangan dan berjalan menjauh. Rin Mi mengikuti di belakangnya.

“Hati-hati di jalan!!”


- xxxxx –


“Kau yakin mau makan siang di sini?” tanyaku ragu.

“Tentu, kenapa?”

“Aku tak mau makan di sini, ayo ke restoran lain..” ajakku lemas.

“Hyeong, hari ini kau beda sekali, ada apa denganmu?” tanya Hyukjae panik.

“Aniya..”

“Kalau begitu ayo kita makan, katamu tadi kau lapar?”

“….”

“Sudahlah, kajja!”

                Kami memilih tempat duduk di dekat jendela. Pemandangan siang kota Seoul tak jauh beda dengan di malam hari. Hanya saja cahaya matahari masih bersinar.
               
                Makan siang selesai. Kugerakkan kakiku menuju kasir. Membayar semua makanan yang telah kupesan. Hyukjae membuntut di belakangku.

“Meja nomor 22?”

“….”

“Tuan?”

“….”

“Hey hyeong! Ada apa denganmu? Cepatlah bayar.”

“Ne? Oh iya..”

                Tunggu!
                Yeoja ini… Aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana? Dan siapa namanya?

“Terimakasih Tuan, datang lagi ya.” ucap yeoja penjaga kasir sambil membungkuk.

“Ayo hyeong, sekarang kita pulang..” ajak Hyukjae yang segera kutarik lagi lengannya.

“Emm noona, apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya?” tanyaku canggung. Aku tak yakin apakah ini benar atau tidak yeoja yang kutemui waktu itu.

“Ne? Emm molla-yo Tuan, memang anda siapa?” sahutnya sambil balik bertanya.

“Ne ? Sungmin imnida…”

“Hyeong, ayolah.. Untuk apa berkenalan di tempat seperti ini? Ayo pulang.. Noona, kami pergi dulu, gamsahamnida!” seru Hyukjae sembari menyeretku―secara paksa― untuk meninggalkan restoran itu.


- xxxxx –


                Kutekan kenop pintu kamarku yang licin. Megah dengan warna silvernya yang mengkilat.
                Kurebahkan tubuhku di ranjang. Pikiranku masih membayangkan wajah yeoja tadi. Aku pernah bertemu dengannya, sungguh! Saat aku diajak ke club malam dengan Hyukjae, aku bertemu dengannya. Entah karena apa, dia terlihat seperti orang yang sedang mengalami depresi berat.


^ Lee Sung Min PoV End ^


- xxxxx -


^ Author PoV ^


                Sinar matahari memaksa masuk ke ruangannya. Membuat kamar namja itu menjadi terang dan mau tak mau ia harus membuka matanya. Ia lepaskan selimut yang melilit tubuhnya semalam. Lalu beranjak pergi ke kamar mandi. Sekedar berkumur dan cuci muka. Setelah itu ia turun ke lantai bawah untuk sarapan.
               
               Setelah sarapan selesai, namja itu segera menginjak gas mobil Mercedes silvernya. Tanpa ditemani supir pribadinya, ia membelah kota Seoul menjadi dua. Menyusuri jalan demi sampai ke rumah keduanya. Ya, Gyeongji University sudah seperti tempat tinggal ‘cadangan’ baginya.

                Mobil mewahnya diparkirkan di dekat kantin universitas, membuat semua orang berdecak kagum dengan tampang ‘mulus’ Mercedes silvernya. Namja itu kemudian melangkahkan kakinya ke lantai 3, menuju studio.

“Annyeonghasseyo~” sapanya seraya membuka pintu geser dari studio.

“Donghae-ya! Lama sekali kau datang.” pekik seorang namja sambil menepuk pundaknya.

“Jeongmal? Ini bahkan baru jam 7!” jawab namja bernama Donghae.

“Tentu, tapi aku sudah menunggumu di sini sejak jam 5 pagi.”

“Mwo? Kau gila Kyuhyun-ah. Rela datang ke studio jam 5 pagi hanya untuk menungguku?” decak Donghae tak percaya.

“Aniya… Aku tak mungkin duduk dengan mulut menganga hingga air liurku mengalir demi menunggumu.” sahutnya enteng.

“Lalu? Kenapa kau datang pagi sekali?” tanya Donghae.

                Kyuhyun segera mendekatkan mulutnya ke telinga kiri Donghae.

“Aku menggunakan fasilitas sekolah untuk browsing dan mencari game terbaru.” bisik Kyuhyun.

“Kau sudah tidak normal, Kyu. Aku tak percaya kau bisa sepintar itu, hahahaa..” Donghae terkekeh.

“Apa?! Kau mengejekku? Ya! Aku menunggu janjimu untuk membelikanku kaset game terbaru lama sekali, jadi aku lebih memilih mendownload sendiri di internet!” hentak Kyuhyun kesal sambil melipat tangannya di dada.

“Yak! Aku sudah bilang akan membelikannya bulan depan !” sahut Donghae tak kalah kesal.

“Kapan kau mengatakan itu, huh?!” balas Kyuhyun.

“CUKUP!!”

                Sebuah teriakan keras dari seorang yeoja yang sudah melihat pertengkaran sengit ‘kaset game’ antara Kyuhyun dan Donghae langsung membuat mereka terdiam. Bagaimana tidak? Yeoja itu datang dengan seluruh anggota Chorus club dan juga Jungsoo sunbae-nim. Kim Heechul pun juga ikut serta.

“Latihlah mereka sekarang.” ucap Jungsoo dingin.

“Apa?” sahut Kyuhyun.

“Latihlah mereka paduan suara sekarang juga.” ucap Jungsoo, mengulangi perkataannya lagi.

“Arraseo.” desis Donghae yang bahkan hampir tak terdengar.

                Jungsoo sunbae kemudian mengambil alih kursi tembaga yang ada di depannya. Lalu duduk dan bersiap mendengarkan hasil latihan dari Chorus club. Ia juga memegang beberapa lembar kertas di tangannya. Seperti desain baju mungkin?

Tabi ni tsukareta asa mo (asa mo…)
Kaze ka tsuyoi yoru mo (uuuu…)
Tabibi to wa nando de mo
Tachi agari suzunde iku (aaaa…)

Tsuyoku teratsu hizashi ni (hizashi ni…)
Mizu no nai daichi de (uuuu…)
Hana ga ima mo dokoka de
Sakoutoshite iru you ni (aaaa…)

Koukai dato ka kanashimi wo (aaaa…)
Hikiziru tame ni iki ru (oooo…)
Wake ja naitte koto
Kimi wa shitteru hasu dai yo (aaaa…)

Umareta bashou toka (uuuu…)
Miteta fukei mo (uuuu…)
Nani mo kamo chigau
Boku ra no iku (aaaa…)

Sore zore no michi wa (uuuu…)
Itsuka doko ka de (uuuu…)
Tsunagatte iru kara
Hitori janai yo (Hitori janai yo)

Oh oh oh, oh oh oh oh oh…
Oh oh oh, oh oh oh oh oh oh…

                Perpaduan suara satu dan dua yang diharmonisasikan terdengar sempurna. Tambahan suara yang semula tinggi ke rendah menyempurnakan suara. Selisih nada yang di aransemen oleh Donghae dan Kyuhyun untuk tiap barisnya sepertinya berhasil. Jungsoo sunbae bahkan terlihat begitu kagum.

“Ini benar-benar kalian yang mengaransemen?” tanya Jungsoo sunbae.

“Ne, aku yang mengaransemen not-nya dan Kyuhyun yang mengaransemen not piano-nya.” jawab Donghae sambil memamerkan senyumnya.

“Kerja yang bagus!” seru Jungsoo sambil tersenyum puas. Senyum malaikat.

“Gomawo hyeong.” balas Kyuhyun dan Donghae hampir bersamaan. Mereka kemudian tertawa bersama.

“Baiklah, latihan hari ini cukup. Besok kita akan membahas tentang kostum. Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing.” kata Jungsoo sambil membungkukkan badannya ―tanda hormat.

                Para anggota segera mengambil tasnya dan segera keluar, entah pergi ke kantin, perpustakaan, toilet, atau memang benar-benar kembali ke kelas karena dosen sudah datang. Namun masih ada yeoja yang tinggal di kelas. Ia sedang duduk dengan orange juice kemasan botol di tangan kirinya dan iPhone di tangan kanannya.

                Donghae yang heran dengan yeoja itu kemudian menghampirinya. Yeoja itu adalah yeoja yang tadi berani melerai pertengkaran konyol antara Kyuhyun dan Donghae. Kyuhyun sendiri hanya berbincang dengan Jungsoo dan Heechul. Ikut membahas tentang desain kostum untuk lomba paduan suara di Paran University lusa esok.

“Kau tidak kembali ke kelasmu?” tanya Donghae ragu. Yeoja itu hanya diam dan kembali memainkan iPhone-nya.

“Noona, apa hari ini tak ada pelajaran?” tanya Donghae lagi. Yeoja itu masih memainkan iPhone-nya.

“Hei! Aku sedang bicara padamu!” pekik Donghae yang emosinya mulai tak terkendali.

                Yeoja itu mematikan iPhone-nya dan menaruhnya di meja. Tangan kanannya kemudian memutar tutup botol orange juice lalu meneguknya beberapa kali. Tutup botol itu kembali dipasangkan. Tangannya kembali meraih iPhone merah gelapnya di meja dan memasukkannya ke dalam tas. Yeoja itu kemudian berdiri dan menatap Donghae lekat-lekat.

“Minta maaflah pada saudaraku.” ujar sang yeoja sinis.

“Saudara?” sahut Donghae kembali bertanya.

“Tentu. Kim Hwa Young.” jawab yeoja itu.

“Untuk apa aku meminta maaf? Dan siapa kau?”

“Park In Yeon imnida.”

“Jelaskan apa maksudmu tadi.”

“….”

                In Yeon melirik jam tangan merah miliknya. Melihat Donghae kembali ―dengan tatapan kosong.

“Maaf, aku harus kembali ke kelas. Han Songsaenim akan mengamuk jika aku terlambat.” ucap In Yeon dingin sambil membungkukkan badan lalu meninggalkan Donghae yang masih berdiri di dekat meja tadi. Yeoja itu juga membungkukkan badannya pada Kyuhyun, Leeteuk, dan Heechul.

“Ada apa dengannya? Siapa dia? Kim Hwa Young?” pikir Donghae masih mencoba mencerna perkataan yeoja bernama In Yeon itu.


- xxxxx –


                Di Seoul bagian barat masih cukup gelap. Seorang yeoja yang mengendarai sepeda putih berkeranjang depan itu kembali melakukan aktivitasnya. Ya, Sooyoong selalu mengantarkan koran tiap pagi sebelum berangkat sekolah. Ia melemparkan lembaran kertas abu-abu ke setiap rumah dengan teliti. Berharap tidak ada satu pun pelanggannya yang tertinggal.

                Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menggunakan sepeda putih ke kampus. Ia melewati pinggiran jalan raya kota Seoul yang ramai di pagi hari. Saat melewati halte, ia bertemu dengan Chan Ah, Park Chan Ah.

“Chan Ah-ya! Apa kau menunggu bus terlalu lama?” seru Sooyoong sambil mengerem sepedanya tepat di depan Chan Ah.

“Apa kau akan memberiku tumpangan lagi?” tanya Chan Ah kalem.

“Jika kau mau membonceng sepeda bututku ini, tentu.” sahut Sooyoong.

“Ah baiklah. Kita berangkat bersama!”

                Chan Ah kemudian menaiki saddle sepeda bonceng milik Sooyoong. Tangannya sedikit memeluk Sooyoong ―berpegangan― untuk mengantisipasi jika ia jatuh saat sepedanya direm ataupun digenjot.


- xxxxx –


                Sooyoong segera memarkirkan sepeda butut miliknya di samping mobil BMW mewah berwarna hitam. Gyeongji University sudah ramai dengan mahasiswa yang akan mencari ilmu.

“Kajja, kau ada tugas piket kan hari ini?” tanya Sooyoong. Chan Ah hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia berjalan terlebih dahulu, Sooyoong membuntutinya.

“Oh iya, apa kau tahu tadi itu mobil milik siapa?” tanya Sooyong memulai pembicaraan.

“Bukankah itu milik si kembar bermarga Yoo?” sahut Chan Ah.

“Yoo Young Jin dan Yoo Young Rin, maksudmu?” tanya Sooyoong memperjelas yang hanya dijawab dengan anggukan kecil oleh Chan Ah.

“Kau ini, terlalu pendiam, Chan Ah-ya…” ujar Sooyong.

“Lalu aku harus berkata apa? Tak ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan bukan?”

“Ah~ Lupakan! Hei apa kau sudah mengerjakan tugas dari Jung Songsaenim?”

“Tentu, hanya memakan sedikit waktu untuk mengerjakannya.” jawab Chan Ah enteng.

“Benar juga..” desis Sooyong.



^ Author PoV

- xxxxx –


^ Yoo Young Jin PoV ^


                “Apa?! Aku harus melakukan semua itu?” bentakku tak percaya.

                Ini gila! Aku tidak mungkin bisa mencintai orang begitu saja yang jelas-jelas aku tidak tahu indentitas dan seperti apa orangnya. Young Rin gila!

“Ayolah, aku ini adikmu Young Jin-ah, bantu aku!”

“Shireo!”

“Ayolah, kau ini kembaranku!”

“Kenapa kau terus memaksaku?! Aku bahkan tidak tahu siapa itu Shin Rin Mi!”

“….”

“Ada apa menyebut-nyebut namaku?” sahut yeoja yang tiba-tiba muncul dari belakangku.

“A-apa? Jadi kau yang bernama Shin Rin Mi itu?” ucapku terbata.

“Ne, waeyo?” balas Rin Mi jutek.

“Eh? Aniya eonni-ah..” kata Young Rin ragu.


Hening.



“Jadi, apa yang kalian bicarakan?” ucap Noona Rin Mi seolah menghindar dari keheningan ―lebih tepatnya kecanggungan.

“Tak ada apa-apa. Kami hanya mencoba untuk mengajakmu makan siang, hehee..” kekeh Young Rin sembari mengelus kepalanya sendiri.

“Tapi katamu tadi kau ingin aku untuk…..” timpalku yang seketika bungkam karena tangan Young Rin sudah berhasil mendaratkan sebuah jambakan pada rambut jarum terbaikku.

“Ya! Diamlah!” pekik Young Rin.

Rin Mi hanya melihat dengan tatapan bosan terhadap kedua makhluk kakak-beradik yang sama-sama keras kepala itu.

“Aku tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan… Ayolah Young Rin-ah, kita harus berbalapan dengan waktu. Makalah yang diminta Sungmin sudah ditagih. Dan aku sama sekali belum menemukan media untuk membuatnya!” celoteh Rin Mi.

“Ya, ya, ya. Kau memang cerewet! Arraseo.. Kajja kita ke lab komputer!” kata Young Rin.

“Lalu aku ?” tanyaku.

                Kedua pasang mata yeoja kini tengah menatap aneh padaku ―seperti tatapan yang mengatakan bahwa ‘terserah-kau-mau-lakukan-apa-yang-penting-jangan-ganggu-aku-lagi’.

                Sungguh. Ini bukan hari yang baik bagiku !

                Dimulai dari pagiku yang kesiangan. Kedua, air hangat di kamar mandi lupa dipanaskan. Ketiga, sarapan yang dibuat pembantuku malah dibuang karena dikira aku sudah makan. Keempat, bensin mobil Sport-ku yang habis karena kemarin sudah diajak berkeliling ke penjuru Korea Selatan oleh Appa-ku. Kelima, yeodongsaeng-ku Young Rin si cerewet nan menyebalkan itu menyuruhku mencintai seseorang yang sama sekali tak kukenal.

                Dan sekarang?
                Mereka bersikap cuek padaku !

                Kalau begini jadinya lebih baik aku pergi bermain game bersama Kyuhyun-hyung atau melihat koleksi wadah DVD dengan Hyukjae-hyung. Itu bahkan lebih asyik daripada harus menggosip-ria dengan yeoja-yeoja penggunjing.

“Kau mau ikut ke lab? Disana ada Hyukjae.” ujar Noona Rin Mi sambil tersenyum manis padaku.

“Ani, aku akan ke kantin. Perutku perlu energi untuk mengikuti pelajaran nanti.” sahutku sambil melontarkan senyum yang tak kalah manis darinya.



^ Yoo Young Jin PoV End ^



- xxxxx –




^ Author PoV ^


“Chan Ah-ya!” teriak seorang namja yang tengah berlari ke arah dua yeoja ‘polos’.

“Ne ?”

Hyukjae menghela napas, “Apa kau melihat Donghae?”

Chan Ah berpikir sejenak. Mencoba mengira-ngira dimana Donghae berada sekarang serta memutarkan pandangan ke seluruh halaman dan tempat parkir Universitas Gyeongji.

“Kurasa dia ada di studio bersama Kyuhyun Oppa.” celetuk Sooyoong tiba-tiba.

“Ani… Dia tadi pergi ke arah sana.” Chan Ah mengarahkan jarinya ke kantin, “tapi tidak tahu juga kalau dia memang sudah beralih ke studio seperti kata Sooyoong tadi.”

“Ah ne, gomawo!” ucap Hyukjae lalu pergi dari kedua yeoja itu.



- xxxxx –



^ Kim Hwa Young PoV ^


               
Sepi sekali.

                Kulirik piano yang terpampang tepat di pinggirku berdiri.
                Ini sedikit berdebu. Kutiup penutup piano berwarna hitam yang tertutup pasir lembut itu. Aku rindu piano ini.

                Piano yang memberiku kenangan indah masa-masa awalku menjadi mahasiswi di Universitas Gyeongji. Tuts-tuts warna putih dan hitam ini selalu kutekan dengannya. Menyanyikan lagu-lagu mellow barat dan juga Korea kuno. Terkadang lagu dari Buono –girlband asal Jepang– yang dominan upbeat ketimbang ballad-nya juga kunyanyikan.

                Ruangan ini, di studio ini. Disinilah aku bertemu dengannya.

                Kududuki kursi semi-kayu mini yang terletak di depan piano tersebut.
                Kutekan satu tuts-nya. Setelah beberapa bulan tak dipakai. Bisa dibilang masih cukup berfungsi. Kumainkan intro lagu A Whole New World.

                Deheman ringanku berhasil mengawali lagu itu. Kunyanyikan lagu itu hingga reff-nya.
                Tiba-tiba tanganku berhenti memainkan tuts piano itu.

                Aku menangis.

                Sungguh, ini sangat menyesakkan. Aku merindukannya. Namun batu air akan terkikis, aku sudah tak mungkin bisa memlikinya lagi.
                Kulipat kedua tanganku diatas piano itu lalu menenggelamkan wajahku diantaranya. Tangisanku meledak seketika.

“Donghae-ya! Kenapa kau harus mencampakkanku?! Aku tidak mengerti jalan pikiranmu Donghae-ya!” teriakku dalam studio yang takkan mungkin didengar siapapun.

                Mataku memanas. Pandanganku mulai kabur. Air mataku sudah tak bisa dibendung lagi.

“Sungguh ! Kau membuatku sendiri benci padamu! Aku mencintaimu! Kau tahu itu, hah?!!”

Kupukul piano itu keras, tanganku memar, “Aku benci kau…” lirihku.


Ceklek~


“Hwayoung-ya?” gumam seseorang.

                Kudongakkan kepalaku. Namja. Dia Heechul Oppa, manusia media massa yang kukenal lewat twitternya.

“Wae?” tanyanya ragu.

Ku-lap air mataku dengan punggung tangan lalu tersenyum hambar, “Aniya Oppa..”

“Kau ada masalah, Hwayoung-ah?”

“Masalah? Masalah apa?” tanyaku bingung.

“Kenapa kau menangis di siang bolong di dalam sebuah studio mengerikan seperti ini? Ceritalah padaku..” ucap Heechul Oppa menangkan.

“Lalu kau sendiri mau apa ke sini?” tanyaku ―mencoba mengalihkan perhatian.

“Aku sedang menunggu Jungsoo-hyung untuk membahas tentang kostum Gyeongji Chorus Club..” jawabnya sambil tersenyum. Senyum manis dari seorang namja cantik yang pernah kukenal.

Aku membalas senyumannya, “Arraseo..”

“Lalu, sedang apa kau disini?”

Aku menggeleng, “Aku sama sekali tak melakukan apapun.”

“Lalu?”

“Hanya teringat dengan kenangan pahit darinya…” kupalingkan wajahku ―sesekali mendongak untuk menahan air mataku yang mulai menetes lagi― dari Heechul Oppa.

“Nugu ?”

“Lee Donghae..” jawabku lirih. Aku mulai menangis lagi.

“Arra, arra. Tak perlu ceritakan sekarang jika kau memang masih sakit hati..” balasnya sambil menepuk pundakku.

“Umareta bashou toka~ Miteta fu……”

                Nyanyian seorang namja yang tengah berjalan memasuki studio terhenti ketika melihatku dan Heechul Oppa duduk bersama. Dia adalah Donghae. Kulihat Jungsoo Oppa juga membuntuti di belakangnya. Buru-buru kuhapus air mataku yang masih mencoba mendesak keluar ini, aissh !

“Heechul-hyung? Hwayoung-ah?” ucap Donghae terbelalak.



^ Kim Hwa Young PoV End ^


- xxxxx –


^ Park In Yeon PoV ^


                Hari ini aku tidak berangkat sekolah. Aku malas. Aku masih bingung dengan apa yang dikatakan Hwayoung kemarin.

Mungkin dunia ini memang luas, tapi seluas apapun itu tetap membatasiku untuk tahu-menahu tentang Hwayoung. Masih ada beberapa misteri yang belum terungkap darinya. Tapi sudahlah, itu, tak perlu dipikir keras.

Laptop yang sedari tadi malam menganggur akhirnya kuhidupkan. Lama sekali aku tidak browsing. Kuhubungkan dengan internet dan membuka email.

Chamkanman !

Ini masih akun email milik Hwayoung ! Untuk apa dia menggunakan laptopku? Apa laptop kesayangan miliknya tidak berfungsi?

Ini kesempatan langka. Kucoba melihat isi inbox-nya, drafts-nya, sent email-nya, bahkan hingga trash-nya kubuka! Dan, bingo !


Draft email
Subject : Our Problem
Text :
Donghae-ya..
Bagaimana kabarmu? Satu bulan kita tidak bertemu, rasanya jika melihatmu aku ingin segera memelukmu..
Kau tahu? Kemarin aku melihatmu sangat akrab dengannya. Apa kalian baik-baik saja?
Memang aku yang berlebihan, atau kau yang terlalu menonjolkan?
Aku cemburu melihatmu seperti itu.. Kumohon. Jika kau masih mencintaiku, balas pesanku ini..
Aku tidak menginginkan apapun yang bersifat harta dan kemewahan  darimu. Tapi maaf. Sepertinya kau sudah terlalu menyakitiku. Sekarang aku sudah bukan siapa-siapamu lagi. Aku hanya teman buangan yang kau telantarkan.
Bagaimana? Maaf jika selama ini kata-kataku kasar padamu. Aku hanya ingin mengirim email ini. Tapi sungguh, nyaliku menghilang saat ingin meng-klik tombol ‘send’.
Baiklah, kali ini aku akan mencoba move on. Kau, tunggu saja belahan jiwamu itu ^^


Hwayoung Kim.


“Email macam apa ini?! Dia menggunakan media internet sebagai tempat ceritanya!” umpatku.

                Pikiranku yang sedang fokus pada Hwayoung buyar seketika saat kurasakan ponselku bergetar. Sebuah incoming call dari nomor yang tak kukenal. Mengganggu saja ! Dengan terpaksa kuangkat.

“Yeoboseyo?” ucapku.

“Kemana kau? Kenapa hari ini tidak latihan di studio?” Dari suaranya pun aku kenal bahwa ini adalah si namja pecandu game paling ‘dingin’.

“Aku malas kuliah Kyu-ah.. Lagipula hari ini jam kosong akan terjadi di kelasku untuk 70%-nya.”

“Kenapa bisa?”

“Ini hari Rabu, para Dosen akan menghadiri rapat komite di Gedung Pusat Pendidikan.”

“Benar juga.”

“Di rumahmu ada siapa?”

“22 pelayan dengan hantu-hantu penasaran berkeliaran, juga kelinci piaraanku.”

“Bolehkah aku ke rumahmu?”

“Untuk apa? Lagipula apa hari ini kau tidak ada jadwal kuliah?”

“Malam.”

“Baiklah, terserah kau. Tapi jangan berbuat macam-macam. Aku punya banyak samurai Inuyasha di kamar.”

“Memangnya aku berbuat apa? Kau ini ada-ada saja, hahahahaa…”

“Cepatlah, mumpung Hwayoung juga belum pulang. Sampai jumpa.”

Kututup teleponku tanpa mendengarkan Kyuhyun mengiyakan perintahku. Aku kembali berpusat pada draft email di depan mataku saat ini. Benar-benar membingungkan.




- ­xxxxx –






Eottoehkae???????????????
Part ini agak sedikit gaje, ditekan oleh ujian semester dan degdegan hasil rapor(?) ==’
Bagus atau jelek, jangan lupa RCL..

I HATE SILENT READER(S) !!!!!!!!!!!!! XD
Gamsahamnida ~~






- Park In Yeon -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar