“No Boy No Cry” / Problem? 해화 (Chapter 2)
Author : Nasy’ah Mujtahidah Madani
ID : ~NaKyu
Facebook : Nasy’ah Mujtahidah Madani
Nay Otaku Gekikara
Twitter : @KYUHYUNASYAH
Blog : http://nmmadani.blogspot.com
Main Cast :
1. Admin ~NaKyu a.k.a
Park In Yeon
2. Kyuhyun Super
Junior a.k.a Cho Kyuhyun
3. Donghae Super
Junior a.k.a Lee Donghae
Sub Cast :
1. Azhari Hasna
Lathifah a.k.a Park Chan Ah
2. Afifah Nur Indah
a.k.a Shin Rin Mi
3. Nanda Wulan Cakti
a.k.a Kim Hwa Young
4. Muthiaaya Noor
Shafa a.k.a Shin Soo Yoong
5. Sulli f(x) a.k.a
Yoo Young Rin
6. Leeteuk Super
Junior a.k.a Park Jung Soo
7. Eunhyuk Super
Junior a.k.a Lee Hyuk Jae
8. Sungmin Super
Junior a.k.a Lee Sung Min
9. Heechul Super
Junior a.k.a Kim Hee Chul
10. L Infinite a.k.a
Yoo Young Jin
Genre : Romance, hurt, angst
Rating : PG-13
Length : Chaptered
Credit Pict : -masih lestari edited-
Song Theme :
STANCE PUNKS – No Boy
No Cry
Recommended Songs :
Akibahara 48 (AKB48)
– Baby! Baby! Baby!
Kishimoto Hayami –
Meikyuu
Super Junior - Way
Super Junior –
Walkin’
Super Junior – Y
Super Junior K.R.Y. –
Let’s Not
Disclaimer : CHO KYU
HYUN IS MINE !!! *no protes* XD
Aniyo~ Super Junior is
ELF’s, but Kyu and this FF is Author’s :P
Notes :
You know what?! Ini
hanya FF percobaan, jadi kalau jelek dan alurnya masih gak jelas ya maklumi
sajalah.. Lagian saya juga baru jadi author pemula, kekekekkeee~ WARNING! Typo
dimana-mana!!!!!!!!!! Sudahlah, daripada basa-basi mending langsung aja ya,
happy reading, check this out ^^
LINK FF
* QUOTES *
“Apa itu membuatmu terganggu? Akan kumusnahkan apapun,
termasuk diriku sendiri.” –Park In Yeon.
“Jika dunia berakhir, aku akan mempertahankan itu. Mungkin
kisah asmara semut tak akan ikut terbunuh.” –Cho Kyuhyun.
NO BOY NO CRY
[second chapter]
- xxxxx –
^ Lee Hyuk Jae PoV ^
“Ani, eonni-ku datang menemani. Dia kenalanku
pertama kali di kampus, hahaha.” ia terkekeh. Aku hanya membalasnya dengan
senyum.
“Kenalan? Siapa? Di mana yeoja itu?”
“Di sana Oppa, sedang duduk memainkan
handphone-nya.” jawab Young Rin sambil mengarahkan telunjuk kanannya ke suatu
tempat. Sontak kuputar arah pandangku mengikuti tangan Young Rin.
“Tunggu dulu.. Apa aku mengenalnya?”
“Ne? Tentu. Dia teman sekelasmu. Rin Mi
Eonni, Shin Rin Mi. Waeyo Oppa?”
“Ani.. Hanya saja aku heran di bisa akrab
denganmu, kau tahu? Di kelas ia begitu pendiam, haahahaa..” ledekku.
“Jinjja? Ah aku baru tahu..”
“Sudahlah, ayo kita pemanasan.” kataku.
Young Rin mengangguk dan kemudian mulai berhitung untuk waktu tertentu sambil
menggerakkan salah satu anggota tubuhnya.
^ Lee Hyuk
Jae PoV End ^
- xxxxx
–
^ Park In
Yeon PoV ^
“Ya! Kau mau menantangku?” hentak Hwa Young.
“Andwae! Aku hanya ingin mengikuti kata hatiku! Aku harus ikut
Chorus Club itu! Kau tak berhak melarangku!” bentakku tak kalah keras.
“Kau ingin jadi sepertiku? Baiklah kalau memang itu maumu!”
“Kenapa kau melarangku?! Huh!”
“Kau akan dipermalukan olehnya! Dia bisa melakukan itu kapan saja.
Asal kau tahu In Yeon-ah, Donghae itu
tak sebaik yang kau kira, dia laki-laki brengsek!”
“Wae? Kenapa kau bisa mengatakannya seperti itu, ha?!”
“Terima saja jika dia sudah berulah padamu! Aku lebih tahu dia
ketimbang kau!”
“Aku percaya jika kau mengambil sekolah SMA Akselerasi yang hanya
2 tahun dan lebih dulu masuk di Gyeongji dan menjadi seniorku. Tapi apa kau harus
melarang cita-citaku ini Hwa Young-ah?!”
“….”
“Aku tahu kau mengenal siapa itu Donghae, tapi berilah aku waktu
untuk sedikit mengetahuinya. Lagipula kan aku juga tak terlalu akrab dengan
Donghae!”
“Tapi_”
“Ya! Walaupun kau tak sekelas dengan Donghae, tapi itu tak
mencegahmu untuk selalu berpapasan dengannya, bukan? Aku tahu kehidupanmu Hwa
Young-sshi!”
“Jangan panggil aku seperti itu !”
“Baka!”
“Kau sudah berani melawanku, hah?!!”
“Memangnya kau siapaku?!”
“….”
“Arraseo! Itu terserah dirimu, jika memang kau ingin melanjutkan
keinginan gilamu itu aku berharap kau akan berkaca dan melihat dulu siapa
dirimu. Datanglah padaku untuk mengatakan bahwa kau berubah pikiran!”
“Tidak akan!!!!!!!” bentakku sekeras mungkin.
‘BRAKK!’
- xxxxx –
Kupegangi
bantalku. Sesekali mataku melirik ke arah jam yang tergolek di mejaku. Sudah
berapa lama aku duduk di sini? Aku harus makan. Tidak, aku tak bisa. Acara
mogok makanku tak boleh gagal. Aku harus menentang perintah Hwa Young. Dia
gila! Apa aku harus menuruti kata-katanya? Aku hanya ingin ikut menjadi anggota
Gyeongji Chorus Club, tak lebih!
Mungkin
perkataannya tadi ada benarnya. Aku belum mengerti lebih dalam tentang Lee
Donghae. Tapi apa dia
punya masalah dengannya? Aku hanya mengetahui bahwa dulu Hwa Young memang ada
hubungan khusus dengan Donghae. Tapi sekarang? Entahlah. Tiap hari aku tak
melihat Donghae dan Hwa Young bermesraan lagi. Dunia ini memang aneh!
- xxxxx -
Lee Sung
Min PoV ^
- xxxxx –
“Apa kau menunggu seseorang?” tanya seorang namja yang tengah
menyapaku, Hyukjae.
“Ya! Aku lelah duduk di sini. Menunggumu selesai bermain dengan
air kolam yang penuh manusia itu!” pekikku.
“Mianhae, hyeong. Aku
hanya menjalani kewajibanku sebagai calon atlit renang.” jawabnya sambil
melipat tangannya di dada. Sombong
sekali !
“Cih~ Baru diterima jadi anggota club renang saja sudah sombong,
bagaimana jika kau gagal menjadi atlit?” sindirku memanas-manasi.
“Canda hyeong.. Kajja pulang!” serunya lalu menarik lenganku.
“Kau gila? Pulang hanya dengan memakai pakai renang?” timpal
seorang yeoja dari belakang tubuh Hyukjae. Dia Rin Mi.
“Ya! Berani sekali kau, Oppa!” sahut yeoja di sampingnya–Young
Rin.
“Andwae! Aku hanya ingin Sungmin hyeong menemaniku ganti pakaian.
Kalian ini aneh-aneh saja.” sanggah Hyukjae.
“Mianhae, Hyukjae memang pelupa. Ayo ganti pakaianmu, aku sudah lapar.
Cepat ganti baju, pulang, lalu makan!” selirku. Aku bisa mati kelaparan karena
duduk menunggunya selesai berenang selama 5 jam.
“Hei, kenapa kau jadi sedingin itu padaku? Apa kau sakit?” kata
Hyukjae sambil memegang keningku.
“Ah Oppa, aku dan Rin Mi Eonni
duluan ya, annyeong~” seru Young Rin sambil melambaikan tangan dan berjalan
menjauh. Rin Mi mengikuti di belakangnya.
“Hati-hati di jalan!!”
- xxxxx –
“Kau yakin mau makan siang di sini?” tanyaku ragu.
“Tentu, kenapa?”
“Aku tak mau makan di sini, ayo ke restoran lain..” ajakku lemas.
“Hyeong, hari ini kau beda sekali, ada apa denganmu?” tanya
Hyukjae panik.
“Aniya..”
“Kalau begitu ayo kita makan, katamu tadi kau lapar?”
“….”
“Sudahlah, kajja!”
Kami memilih
tempat duduk di dekat jendela. Pemandangan siang kota Seoul tak jauh beda
dengan di malam hari. Hanya saja cahaya matahari masih bersinar.
Makan siang
selesai. Kugerakkan kakiku menuju kasir. Membayar semua makanan yang telah
kupesan. Hyukjae membuntut di belakangku.
“Meja nomor 22?”
“….”
“Tuan?”
“….”
“Hey hyeong! Ada apa denganmu? Cepatlah bayar.”
“Ne? Oh iya..”
Tunggu!
Yeoja ini…
Aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana? Dan siapa namanya?
“Terimakasih Tuan, datang lagi ya.” ucap yeoja penjaga kasir
sambil membungkuk.
“Ayo hyeong, sekarang kita pulang..” ajak Hyukjae yang segera
kutarik lagi lengannya.
“Emm noona, apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya?” tanyaku
canggung. Aku tak yakin apakah ini benar atau tidak yeoja yang kutemui waktu
itu.
“Ne? Emm molla-yo Tuan, memang anda siapa?” sahutnya sambil balik
bertanya.
“Ne ? Sungmin imnida…”
“Hyeong, ayolah.. Untuk apa berkenalan di tempat seperti ini? Ayo
pulang.. Noona, kami pergi dulu, gamsahamnida!” seru Hyukjae sembari
menyeretku―secara paksa― untuk meninggalkan restoran itu.
- xxxxx –
Kutekan kenop
pintu kamarku yang licin. Megah dengan warna silvernya yang mengkilat.
Kurebahkan
tubuhku di ranjang. Pikiranku masih membayangkan wajah yeoja tadi. Aku pernah
bertemu dengannya, sungguh! Saat aku diajak ke club malam dengan Hyukjae, aku
bertemu dengannya. Entah karena apa, dia terlihat seperti orang yang sedang
mengalami depresi berat.
^ Lee Sung
Min PoV End ^
- xxxxx -
^ Author
PoV ^
Sinar
matahari memaksa masuk ke ruangannya. Membuat kamar namja itu menjadi terang
dan mau tak mau ia harus membuka matanya. Ia lepaskan selimut yang melilit
tubuhnya semalam. Lalu beranjak pergi ke kamar mandi. Sekedar berkumur dan cuci
muka. Setelah itu ia turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Setelah
sarapan selesai, namja itu segera menginjak gas mobil Mercedes silvernya. Tanpa
ditemani supir pribadinya, ia membelah kota Seoul menjadi dua. Menyusuri jalan
demi sampai ke rumah keduanya. Ya, Gyeongji University sudah seperti tempat
tinggal ‘cadangan’ baginya.
Mobil
mewahnya diparkirkan di dekat kantin universitas, membuat semua orang berdecak
kagum dengan tampang ‘mulus’ Mercedes silvernya. Namja itu kemudian
melangkahkan kakinya ke lantai 3, menuju studio.
“Annyeonghasseyo~” sapanya seraya membuka pintu geser dari studio.
“Donghae-ya! Lama sekali
kau datang.” pekik seorang namja sambil menepuk pundaknya.
“Jeongmal? Ini bahkan baru jam 7!” jawab namja bernama Donghae.
“Tentu, tapi aku sudah menunggumu di sini sejak jam 5 pagi.”
“Mwo? Kau gila Kyuhyun-ah.
Rela datang ke studio jam 5 pagi hanya untuk menungguku?” decak Donghae tak
percaya.
“Aniya… Aku tak mungkin duduk dengan mulut menganga hingga air
liurku mengalir demi menunggumu.” sahutnya enteng.
“Lalu? Kenapa kau datang pagi sekali?” tanya Donghae.
Kyuhyun
segera mendekatkan mulutnya ke telinga kiri Donghae.
“Aku menggunakan fasilitas sekolah untuk browsing dan mencari game
terbaru.” bisik Kyuhyun.
“Kau sudah tidak normal, Kyu. Aku tak percaya kau bisa sepintar
itu, hahahaa..” Donghae terkekeh.
“Apa?! Kau mengejekku? Ya! Aku menunggu janjimu untuk membelikanku
kaset game terbaru lama sekali, jadi aku lebih memilih mendownload sendiri di
internet!” hentak Kyuhyun kesal sambil melipat tangannya di dada.
“Yak! Aku sudah bilang akan membelikannya bulan depan !” sahut
Donghae tak kalah kesal.
“Kapan kau mengatakan itu, huh?!” balas Kyuhyun.
“CUKUP!!”
Sebuah
teriakan keras dari seorang yeoja yang sudah melihat pertengkaran sengit ‘kaset
game’ antara Kyuhyun dan Donghae langsung membuat mereka terdiam. Bagaimana
tidak? Yeoja itu datang dengan seluruh anggota Chorus club dan juga Jungsoo
sunbae-nim. Kim Heechul pun juga ikut serta.
“Latihlah mereka sekarang.” ucap Jungsoo dingin.
“Apa?” sahut Kyuhyun.
“Latihlah mereka paduan suara sekarang juga.” ucap Jungsoo,
mengulangi perkataannya lagi.
“Arraseo.” desis Donghae yang bahkan hampir tak terdengar.
Jungsoo
sunbae kemudian mengambil alih kursi tembaga yang ada di depannya. Lalu duduk
dan bersiap mendengarkan hasil latihan dari Chorus club. Ia juga memegang beberapa
lembar kertas di tangannya. Seperti desain baju mungkin?
Tabi ni
tsukareta asa mo (asa mo…)
Kaze ka
tsuyoi yoru mo (uuuu…)
Tabibi to
wa nando de mo
Tachi
agari suzunde iku (aaaa…)
Tsuyoku
teratsu hizashi ni (hizashi ni…)
Mizu no
nai daichi de (uuuu…)
Hana ga
ima mo dokoka de
Sakoutoshite
iru you ni (aaaa…)
Koukai
dato ka kanashimi wo (aaaa…)
Hikiziru
tame ni iki ru (oooo…)
Wake ja
naitte koto
Kimi wa
shitteru hasu dai yo (aaaa…)
Umareta
bashou toka (uuuu…)
Miteta
fukei mo (uuuu…)
Nani mo
kamo chigau
Boku ra no
iku (aaaa…)
Sore zore
no michi wa (uuuu…)
Itsuka
doko ka de (uuuu…)
Tsunagatte
iru kara
Hitori
janai yo (Hitori janai yo)
Oh oh oh,
oh oh oh oh oh…
Oh oh oh,
oh oh oh oh oh oh…
Perpaduan
suara satu dan dua yang diharmonisasikan terdengar sempurna. Tambahan suara
yang semula tinggi ke rendah menyempurnakan suara. Selisih nada yang di
aransemen oleh Donghae dan Kyuhyun untuk tiap barisnya sepertinya berhasil.
Jungsoo sunbae bahkan terlihat begitu kagum.
“Ini benar-benar kalian yang mengaransemen?” tanya Jungsoo sunbae.
“Ne, aku yang mengaransemen not-nya dan Kyuhyun yang mengaransemen
not piano-nya.” jawab Donghae sambil memamerkan senyumnya.
“Kerja yang bagus!” seru Jungsoo sambil tersenyum puas. Senyum
malaikat.
“Gomawo hyeong.” balas Kyuhyun dan Donghae hampir bersamaan.
Mereka kemudian tertawa bersama.
“Baiklah, latihan hari ini cukup. Besok kita akan membahas tentang
kostum. Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing.” kata Jungsoo sambil membungkukkan
badannya ―tanda hormat.
Para anggota
segera mengambil tasnya dan segera keluar, entah pergi ke kantin, perpustakaan,
toilet, atau memang benar-benar kembali ke kelas karena dosen sudah datang.
Namun masih ada yeoja yang tinggal di kelas. Ia sedang duduk dengan orange
juice kemasan botol di tangan kirinya dan iPhone di tangan kanannya.
Donghae yang
heran dengan yeoja itu kemudian menghampirinya. Yeoja itu adalah yeoja yang
tadi berani melerai pertengkaran konyol antara Kyuhyun dan Donghae. Kyuhyun
sendiri hanya berbincang dengan Jungsoo dan Heechul. Ikut membahas tentang
desain kostum untuk lomba paduan suara di Paran University lusa esok.
“Kau tidak kembali ke kelasmu?” tanya Donghae ragu. Yeoja itu
hanya diam dan kembali memainkan iPhone-nya.
“Noona, apa hari ini tak ada pelajaran?” tanya Donghae lagi. Yeoja
itu masih memainkan iPhone-nya.
“Hei! Aku sedang bicara padamu!” pekik Donghae yang emosinya mulai
tak terkendali.
Yeoja itu
mematikan iPhone-nya dan menaruhnya di meja. Tangan kanannya kemudian memutar
tutup botol orange juice lalu meneguknya beberapa kali. Tutup botol itu kembali
dipasangkan. Tangannya kembali meraih iPhone merah gelapnya di meja dan memasukkannya
ke dalam tas. Yeoja itu kemudian berdiri dan menatap Donghae lekat-lekat.
“Minta maaflah pada saudaraku.” ujar sang yeoja sinis.
“Saudara?” sahut Donghae kembali bertanya.
“Tentu. Kim Hwa Young.” jawab yeoja itu.
“Untuk apa aku meminta maaf? Dan siapa kau?”
“Park In Yeon imnida.”
“Jelaskan apa maksudmu tadi.”
“….”
In Yeon
melirik jam tangan merah miliknya. Melihat Donghae kembali ―dengan tatapan
kosong.
“Maaf, aku harus kembali ke kelas. Han Songsaenim akan mengamuk
jika aku terlambat.” ucap In Yeon dingin sambil membungkukkan badan lalu
meninggalkan Donghae yang masih berdiri di dekat meja tadi. Yeoja itu juga
membungkukkan badannya pada Kyuhyun, Leeteuk, dan Heechul.
“Ada apa dengannya? Siapa dia? Kim Hwa Young?” pikir Donghae masih
mencoba mencerna perkataan yeoja bernama In Yeon itu.
- xxxxx –
Di Seoul
bagian barat masih cukup gelap. Seorang yeoja yang mengendarai sepeda putih
berkeranjang depan itu kembali melakukan aktivitasnya. Ya, Sooyoong selalu
mengantarkan koran tiap pagi sebelum berangkat sekolah. Ia melemparkan lembaran
kertas abu-abu ke setiap rumah dengan teliti. Berharap tidak ada satu pun
pelanggannya yang tertinggal.
Ia kemudian
melanjutkan perjalanannya menggunakan sepeda putih ke kampus. Ia melewati
pinggiran jalan raya kota Seoul yang ramai di pagi hari. Saat melewati halte,
ia bertemu dengan Chan Ah, Park Chan Ah.
“Chan Ah-ya! Apa kau
menunggu bus terlalu lama?” seru Sooyoong sambil mengerem sepedanya tepat di depan
Chan Ah.
“Apa kau akan memberiku tumpangan lagi?” tanya Chan Ah kalem.
“Jika kau mau membonceng sepeda bututku ini, tentu.” sahut
Sooyoong.
“Ah baiklah. Kita berangkat bersama!”
Chan Ah
kemudian menaiki saddle sepeda bonceng milik Sooyoong. Tangannya sedikit
memeluk Sooyoong ―berpegangan― untuk mengantisipasi jika ia jatuh saat
sepedanya direm ataupun digenjot.
- xxxxx –
Sooyoong
segera memarkirkan sepeda butut miliknya di samping mobil BMW mewah berwarna
hitam. Gyeongji University sudah ramai dengan mahasiswa yang akan mencari ilmu.
“Kajja, kau ada tugas piket kan hari ini?” tanya Sooyoong. Chan Ah
hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia berjalan terlebih dahulu, Sooyoong
membuntutinya.
“Oh iya, apa kau tahu tadi itu mobil milik siapa?” tanya Sooyong
memulai pembicaraan.
“Bukankah itu milik si kembar bermarga Yoo?” sahut Chan Ah.
“Yoo Young Jin dan Yoo Young Rin, maksudmu?” tanya Sooyoong memperjelas yang hanya dijawab dengan anggukan kecil oleh Chan Ah.
“Kau ini, terlalu pendiam, Chan Ah-ya…” ujar Sooyong.
“Lalu aku harus berkata apa? Tak ada sesuatu yang penting untuk
dibicarakan bukan?”
“Ah~ Lupakan! Hei apa kau sudah mengerjakan tugas dari Jung
Songsaenim?”
“Tentu, hanya memakan sedikit waktu untuk mengerjakannya.” jawab
Chan Ah enteng.
“Benar juga..” desis Sooyong.
^ Author
PoV
- xxxxx –
^ Yoo
Young Jin PoV ^
“Apa?! Aku
harus melakukan semua itu?” bentakku tak percaya.
Ini gila! Aku
tidak mungkin bisa mencintai orang begitu saja yang jelas-jelas aku tidak tahu
indentitas dan seperti apa orangnya. Young Rin gila!
“Ayolah, aku ini adikmu Young Jin-ah, bantu aku!”
“Shireo!”
“Ayolah, kau ini kembaranku!”
“Kenapa kau terus memaksaku?! Aku bahkan tidak tahu siapa itu Shin
Rin Mi!”
“….”
“Ada apa menyebut-nyebut namaku?” sahut yeoja yang tiba-tiba muncul
dari belakangku.
“A-apa? Jadi kau yang bernama Shin Rin Mi itu?” ucapku terbata.
“Ne, waeyo?” balas Rin Mi jutek.
“Eh? Aniya eonni-ah..”
kata Young Rin ragu.
Hening.
“Jadi, apa yang kalian bicarakan?” ucap Noona Rin Mi seolah
menghindar dari keheningan ―lebih tepatnya kecanggungan.
“Tak ada apa-apa. Kami hanya mencoba untuk mengajakmu makan siang,
hehee..” kekeh Young Rin sembari mengelus kepalanya sendiri.
“Tapi katamu tadi kau ingin aku untuk…..” timpalku yang seketika
bungkam karena tangan Young Rin sudah berhasil mendaratkan sebuah jambakan pada
rambut jarum terbaikku.
“Ya! Diamlah!” pekik Young Rin.
Rin Mi hanya melihat dengan tatapan
bosan terhadap kedua makhluk kakak-beradik yang sama-sama keras kepala itu.
“Aku tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan… Ayolah Young
Rin-ah, kita harus berbalapan dengan
waktu. Makalah yang diminta Sungmin sudah ditagih. Dan aku sama sekali belum
menemukan media untuk membuatnya!” celoteh Rin Mi.
“Ya, ya, ya. Kau memang cerewet! Arraseo.. Kajja kita ke lab
komputer!” kata Young Rin.
“Lalu aku ?” tanyaku.
Kedua pasang
mata yeoja kini tengah menatap aneh padaku ―seperti tatapan yang mengatakan
bahwa ‘terserah-kau-mau-lakukan-apa-yang-penting-jangan-ganggu-aku-lagi’.
Sungguh. Ini
bukan hari yang baik bagiku !
Dimulai dari
pagiku yang kesiangan. Kedua, air hangat di kamar mandi lupa dipanaskan.
Ketiga, sarapan yang dibuat pembantuku malah dibuang karena dikira aku sudah
makan. Keempat, bensin mobil Sport-ku yang habis karena kemarin sudah diajak
berkeliling ke penjuru Korea Selatan oleh Appa-ku. Kelima, yeodongsaeng-ku
Young Rin si cerewet nan menyebalkan itu menyuruhku mencintai seseorang yang
sama sekali tak kukenal.
Dan sekarang?
Mereka
bersikap cuek padaku !
Kalau begini
jadinya lebih baik aku pergi bermain game bersama Kyuhyun-hyung atau melihat koleksi wadah DVD dengan Hyukjae-hyung. Itu bahkan lebih asyik daripada
harus menggosip-ria dengan yeoja-yeoja penggunjing.
“Kau mau ikut ke lab? Disana ada Hyukjae.” ujar Noona Rin Mi
sambil tersenyum manis padaku.
“Ani, aku akan ke kantin. Perutku perlu energi untuk mengikuti
pelajaran nanti.” sahutku sambil melontarkan senyum yang tak kalah manis
darinya.
^ Yoo
Young Jin PoV End ^
- xxxxx –
^ Author
PoV ^
“Chan Ah-ya!” teriak seorang namja yang tengah berlari ke arah dua
yeoja ‘polos’.
“Ne ?”
Hyukjae menghela napas, “Apa kau melihat Donghae?”
Chan Ah berpikir sejenak. Mencoba mengira-ngira dimana Donghae
berada sekarang serta memutarkan pandangan ke seluruh halaman dan tempat parkir
Universitas Gyeongji.
“Kurasa dia ada di studio bersama Kyuhyun Oppa.” celetuk Sooyoong
tiba-tiba.
“Ani… Dia tadi pergi ke arah sana.” Chan Ah mengarahkan jarinya ke
kantin, “tapi tidak tahu juga kalau dia memang sudah beralih ke studio seperti
kata Sooyoong tadi.”
“Ah ne, gomawo!” ucap Hyukjae lalu pergi dari kedua yeoja itu.
- xxxxx –
^ Kim Hwa
Young PoV ^
Sepi sekali.
Kulirik piano
yang terpampang tepat di pinggirku berdiri.
Ini sedikit
berdebu. Kutiup penutup piano berwarna hitam yang tertutup pasir lembut itu.
Aku rindu piano ini.
Piano yang
memberiku kenangan indah masa-masa awalku menjadi mahasiswi di Universitas
Gyeongji. Tuts-tuts warna putih dan hitam ini selalu kutekan dengannya.
Menyanyikan lagu-lagu mellow barat dan juga Korea kuno. Terkadang lagu dari
Buono –girlband asal Jepang– yang dominan upbeat
ketimbang ballad-nya juga
kunyanyikan.
Ruangan ini,
di studio ini. Disinilah aku bertemu dengannya.
Kududuki
kursi semi-kayu mini yang terletak di depan piano tersebut.
Kutekan satu
tuts-nya. Setelah beberapa bulan tak dipakai. Bisa dibilang masih cukup
berfungsi. Kumainkan intro lagu A Whole
New World.
Deheman
ringanku berhasil mengawali lagu itu. Kunyanyikan lagu itu hingga reff-nya.
Tiba-tiba
tanganku berhenti memainkan tuts piano itu.
Aku menangis.
Sungguh, ini
sangat menyesakkan. Aku merindukannya. Namun batu air akan terkikis, aku sudah
tak mungkin bisa memlikinya lagi.
Kulipat kedua
tanganku diatas piano itu lalu menenggelamkan wajahku diantaranya. Tangisanku
meledak seketika.
“Donghae-ya! Kenapa kau harus mencampakkanku?! Aku tidak mengerti
jalan pikiranmu Donghae-ya!” teriakku dalam studio yang takkan mungkin didengar
siapapun.
Mataku
memanas. Pandanganku mulai kabur. Air mataku sudah tak bisa dibendung lagi.
“Sungguh ! Kau membuatku sendiri benci padamu! Aku mencintaimu!
Kau tahu itu, hah?!!”
Kupukul piano itu keras, tanganku memar, “Aku benci kau…” lirihku.
Ceklek~
“Hwayoung-ya?” gumam seseorang.
Kudongakkan
kepalaku. Namja. Dia Heechul Oppa, manusia media massa yang kukenal lewat
twitternya.
“Wae?” tanyanya ragu.
Ku-lap air mataku dengan punggung tangan lalu tersenyum hambar,
“Aniya Oppa..”
“Kau ada masalah, Hwayoung-ah?”
“Masalah? Masalah apa?” tanyaku bingung.
“Kenapa kau menangis di siang bolong di dalam sebuah studio
mengerikan seperti ini? Ceritalah padaku..” ucap Heechul Oppa menangkan.
“Lalu kau sendiri mau apa ke sini?” tanyaku ―mencoba mengalihkan
perhatian.
“Aku sedang menunggu Jungsoo-hyung
untuk membahas tentang kostum Gyeongji Chorus Club..” jawabnya sambil
tersenyum. Senyum manis dari seorang namja cantik yang pernah kukenal.
Aku membalas senyumannya, “Arraseo..”
“Lalu, sedang apa kau disini?”
Aku menggeleng, “Aku sama sekali tak melakukan apapun.”
“Lalu?”
“Hanya teringat dengan kenangan pahit darinya…” kupalingkan
wajahku ―sesekali
mendongak untuk menahan air mataku yang mulai menetes lagi― dari Heechul Oppa.
“Nugu ?”
“Lee Donghae..” jawabku lirih. Aku mulai menangis lagi.
“Arra, arra. Tak perlu ceritakan sekarang jika kau memang masih
sakit hati..” balasnya sambil menepuk pundakku.
“Umareta bashou toka~ Miteta fu……”
Nyanyian
seorang namja yang tengah berjalan memasuki studio terhenti ketika melihatku
dan Heechul Oppa duduk bersama. Dia adalah Donghae. Kulihat Jungsoo Oppa juga
membuntuti di belakangnya. Buru-buru kuhapus air mataku yang masih mencoba
mendesak keluar ini, aissh !
“Heechul-hyung?
Hwayoung-ah?” ucap Donghae
terbelalak.
^ Kim Hwa
Young PoV End ^
- xxxxx –
^ Park In
Yeon PoV ^
Hari ini aku
tidak berangkat sekolah. Aku malas. Aku masih bingung dengan apa yang dikatakan
Hwayoung kemarin.
Mungkin dunia ini memang luas, tapi
seluas apapun itu tetap membatasiku untuk tahu-menahu tentang Hwayoung. Masih
ada beberapa misteri yang belum terungkap darinya. Tapi sudahlah, itu, tak
perlu dipikir keras.
Laptop yang sedari tadi malam
menganggur akhirnya kuhidupkan. Lama sekali aku tidak browsing. Kuhubungkan dengan internet dan membuka email.
Chamkanman !
Ini masih akun email milik Hwayoung !
Untuk apa dia menggunakan laptopku? Apa laptop kesayangan miliknya tidak
berfungsi?
Ini kesempatan langka. Kucoba melihat
isi inbox-nya, drafts-nya, sent email-nya, bahkan hingga trash-nya kubuka! Dan,
bingo !
Draft
email
To : donghaelee@ymail.com
Subject :
Our Problem
Text :
Donghae-ya..
Bagaimana
kabarmu? Satu bulan kita tidak bertemu, rasanya jika melihatmu aku ingin segera
memelukmu..
Kau tahu?
Kemarin aku melihatmu sangat akrab dengannya. Apa kalian baik-baik saja?
Memang aku
yang berlebihan, atau kau yang terlalu menonjolkan?
Aku
cemburu melihatmu seperti itu.. Kumohon. Jika kau masih mencintaiku, balas
pesanku ini..
Aku tidak
menginginkan apapun yang bersifat harta dan kemewahan darimu. Tapi maaf. Sepertinya kau sudah
terlalu menyakitiku. Sekarang aku sudah bukan siapa-siapamu lagi. Aku hanya
teman buangan yang kau telantarkan.
Bagaimana?
Maaf jika selama ini kata-kataku kasar padamu. Aku hanya ingin mengirim email
ini. Tapi sungguh, nyaliku menghilang saat ingin meng-klik tombol ‘send’.
Baiklah,
kali ini aku akan mencoba move on. Kau, tunggu saja belahan jiwamu itu ^^
Hwayoung
Kim.
“Email macam apa ini?! Dia menggunakan media internet sebagai
tempat ceritanya!” umpatku.
Pikiranku
yang sedang fokus pada Hwayoung buyar seketika saat kurasakan ponselku
bergetar. Sebuah incoming call dari
nomor yang tak kukenal. Mengganggu saja ! Dengan terpaksa kuangkat.
“Yeoboseyo?” ucapku.
“Kemana kau? Kenapa hari ini tidak latihan di studio?” Dari
suaranya pun aku kenal bahwa ini adalah si namja pecandu game paling ‘dingin’.
“Aku malas kuliah Kyu-ah..
Lagipula hari ini jam kosong akan terjadi di kelasku untuk 70%-nya.”
“Kenapa bisa?”
“Ini hari Rabu, para Dosen akan menghadiri rapat komite di Gedung
Pusat Pendidikan.”
“Benar juga.”
“Di rumahmu ada siapa?”
“22 pelayan dengan hantu-hantu penasaran berkeliaran, juga kelinci
piaraanku.”
“Bolehkah aku ke rumahmu?”
“Untuk apa? Lagipula apa hari ini kau tidak ada jadwal kuliah?”
“Malam.”
“Baiklah, terserah kau. Tapi jangan berbuat macam-macam. Aku punya
banyak samurai Inuyasha di kamar.”
“Memangnya aku berbuat apa? Kau ini ada-ada saja, hahahahaa…”
“Cepatlah, mumpung Hwayoung juga belum pulang. Sampai jumpa.”
Kututup teleponku tanpa mendengarkan Kyuhyun mengiyakan
perintahku. Aku kembali berpusat pada draft
email di depan mataku saat ini. Benar-benar membingungkan.
- xxxxx –
Eottoehkae???????????????
Part ini agak sedikit
gaje, ditekan oleh ujian semester dan degdegan hasil rapor(?) ==’
Bagus atau jelek,
jangan lupa RCL..
I HATE SILENT
READER(S) !!!!!!!!!!!!! XD
Gamsahamnida ~~
- Park In Yeon -

Tidak ada komentar:
Posting Komentar